KREASTAFARA

Jumat, 11 Maret 2011

JSR V KUMPULKAN 30 RIBU SCOOTERIST DI BANTEN

Apa jadinya jika skuter-skuter Vespa se-Indonesia kopi darat? Jadinya mirip konser musik Woodstock. Tumplek blek, menjalin keakraban dan tukar informasi soal Vespa. Itulah yang terjadi di Java Scooter Rendezvous (JSR) di pantai Carita, Serang, Banten, 4-5 Desember 2010.
Tak kurang dari 30.000 Vespa berkumpul di sini, menghadiri acara tahunan yang sudah menginjak tahun ke-5 itu. Menurut Tutus, JSR kali ini memang pulau Jawa yang jadi tuan rumah. Namun semangat brotherhood tampak ketika para scooterist dari pulau-pulau di luar pulau Jawa ikut meramaikan suasana.
“Seperti biasa, ketika ada acara di region A, region-region lain pasti datang. Ada yang dari Aceh, Bali, sampai Kalimantan. Mereka semua datang ke sini naik scooter Vespa masing-masing. Suasana persaudaraan inilah mungkin yang membuat kangen para pemilik Vespa,” kata Tutus.
Komunitas Vespa memang terkenal dengan label persaudaraan yang kental. Saking eratnya, bisa jadi konvoi menuju arena JSR tak perlu bawa banyak bekal. Seperti yang dituturkan Keong, scooterist dari Bali. Katanya, cukup modal uang bensin saja sudah bisa datang ke event di seluruh Indonesia.
“Tidak ada beda. Kami semua saudara. Kalau ada yang susah, tinggal telepon semua pasti membantu. Mogok, nggak punya uang, kami punya banyak teman,” celetuk Keong.
Keong adalah adalah salah satu scooterist yang memang minim modal. Vespa tua lansiran 1963 nya sudah tak berbentuk vespa. Dia mengandalkan kayu-kayu dan sampah untuk memodifikasi Vespa-nya, yang mirip rumah-rumahan kumuh.
Soal image kumuh dan sampah ini, Tutus sang ketua panitia sebenarnya sudah menghimbau, bahwa seharusnya komunitas Vespa sudah reinkarnasi jadi lebih baik.
“Kalau bisa bersih kenapa tidak. Kami sedang berusaha membalikkan image, bahwa anak-anak Vespa tak serusuh yang sebenarnya. Mungkin mereka memang lusuh, tapi tujuannya positif dan tidak mengganggu, kok,” kata Tutus.
Tapi yang jelas, entah kumuh atau rapi, dalam JSR 2010 semua komunitas seakan menjadi satu. Untuk lebih mengakrabkan mereka, sepanjang hari musik reaggae tak lepas dari panggung sederhana persis di bibir Selat Sunda itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More